Sumber berita: www.pontianakkota.go.id
Agus Subardi kembali diangkat menjadi Direktur Utama (Dirut) PUD BPR Bank Pasar periode 2019-2023. Agus dilantik oleh Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono. Prosesi pelantikan dan pengambilan sumpah jabatan digelar di Aula Sultan Syarif Abdurrahman (SSA) Kantor Wali Kota Pontianak, Jumat (17/5/2019).
Edi mengatakan, dengan dilantiknya Dirut Bank Pasar diharapkan keberadaan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) ini ke depan dapat semakin menumbuhkan kepercayaan kepada masyarakat untuk berinvestasi dalam upaya memicu pertumbuhan perekonomian di sektor perbankan, pengembangan dan pembinaan UMKM di Kota Pontianak. “Semoga amanat dan kepercayaan yang diberikan ini dapat dilaksanakan dengan baik dan penuh tanggung jawab,” ucapnya.
Menurutnya, peran Bank Pasar sebagai BUMD yang bergerak di sektor perbankan, dengan misi untuk mengembangkan usaha mikro kecil serta membantu pembangunan daerah, sangat strategis. Edi meminta Bank Pasar di bawah kepemimpinan Agus Subardi, mampu melaksanakan tugas dan tanggung jawab dengan sebaik-baiknya. “Dilandasi dengan kemampuan profesional, semangat, dedikasi dan integritas yang tinggi,” tuturnya.
Berdasarkan laporan keuangan dan kinerja yang disampaikan direksi Bank Pasar tahun 2018, tercatat adanya perkembangan aset dari tahun sebelumnya Tahun 2017 nilainya sebesar Rp38 miliar lebih, sedangkan di tahun 2018 meningkat sebesar Rp44 miliar lebih atau terjadi peningkatan sebesar 11,6 persen. Sementara untuk progres pencapaian laba pada tahun 2017 sebesar Rp1,3 miliar lebih, di tahun 2018 meningkat menjadi Rp1,4 miliar lebih, atau mengalami peningkatan 4,06 persen. “Berdasarkan hasil audit Akuntan Publik, Bank Pasar dinilai klasifikasi sehat,” sebutnya.
Edi menilai, pengelolaan Bank Pasar tidak hanya semata berorientasi dari segi eksternal, namun juga harus ditata secara internal. Untuk itu, ia berharap Bank Pasar dapat mengelola manajemen secara profesional berdasarkan prinsip ‘Good Corporate Governance’. “Supaya menjadi bank yang sehat, kuat dan efisien, yang dapat memberikan kontribusi dan manfaat bagi masyarakat dan daerah,” katanya.
Dirut PUD BPR Bank Pasar, Agus Subardi menyebut, tingkat kredit macet BPR yang dipimpinnya sebesar 2,1 persen. Jumlah itu menurutnya masih jauh dari ambang batas yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) maupun Bank Indonesia, yakni senilai 5 persen untuk kredit bermasalah. “Untuk kredit macet 2,1 persen di kelas BPR masih terkategori sehat,” imbuhnya.
Agus menyebut, saat ini jumlah nasabah Bank Pasar 6.870 nasabah penabung, sedangkan nasabah peminjam sebanyak 1.300 nasabah. Nasabah Bank Pasar tidak hanya dari kalangan pedagang pasar saja, tetapi juga berbagai kalangan, seperti ASN, swasta dan masyarakat umum lainnya. Disinggung soal pembukaan cabang, menurutnya hal itu belum bisa dilakukan lantaran harus ada izin terlebih dahulu ke OJK, di mana syaratnya harus membukukan laba tiga tahun terakhir dengan baik. “Saat ini yang memungkinkan adalah dengan membuka kantor kas di setiap pasar yang ada. Target kita tahun 2019 ini ada dua kantor kas yang akan dibuka,” pungkasnya. (jim/humpro)